B. AGAMA DI
Majalah Hindu RADTIYA edisi Maret 2007 ini menulis laporan utamanya dengan judul “Hindu versus Hindu Bali”. Majalah ini menggambarkan kondisi perpecahan dalam tubuh agama Hindu Bali yang akhirnya berujung pada pemunculan agama baru bernama “Hindu Bali” yang berbeda dengan agama Hindu. Pemimpin Redaksi Majalah ini, Putu Setia, menulis kolom editorial berjudul “Kenapa Saya Tetap Hindu (dan bukan Hindu Bali).”
Agama baru yang bernama Hindu Bali itu kini sudah resmi diayomi oleh Parisada Dharma Hindu Bali (PDHB), yang resmi dikibarkan pada 28 Januari 2007. Secara nasional, agama Hindu bernaung di bawah Parisada Hindu Darma Indonesia (PHDI). Tetapi, sudah sejak tahun 2001, terjadi dualisme dalam kepengurusan PHDI Bali, yaitu PHDI versi Besakih dan PHDI versi Campuan. Perpecahan di kalangan tokoh agama Hindu di Bali ini telah menimbulkan kebingungan dan kemarahan di kalangan umat Hindu sendiri, seperti diutarakan oleh Jero Mangku Oka Swadiana dalam surat pembaca di Majalah ini. Dia menulis: “Dualisme inilah yang membuat kebingungan umat Hindu di Bali yang menandakan kekerdilan cara berpikir tokoh-tokoh agama Hindu yang hanya berani bertengkar secara intern di kalangan umat Hindu sendiri.” ........
A. Tari Kecak Dikenal Sebagai Tarian Monyet |
|
Tarian kecak ini juga terkenal dengan nama Monkey Dance atau Tarian Kera alias monyet, karena suara cak cak kecak cak dianggap sebagai pekikan pasukan kera Rama melawan Bala Alengka. |
| |
| |
| |
C.
Apa yang saat ini dianggap dan dipahami sebagai nilai-nilai Keagamaan Apakah Nilai-Nilai Keagamaan atau Kebudayaan itu? Peradaban kita adalah satu-satunya peradaban di seluruh dunia yang sejak Saya tidak mengatakan bahwa peradaban kita adalah yang tertua. Tidak. Peradaban kita bukanlah peradaban tertua, tetapi satu-satunya peradaban Peradaban ini oleh Pelancong dari Cina disebut Shintu. Adat-istiadat atau kebiasaan-kebiasaan yang kemudian menjelma menjadi Sebelum Sesungguhnya, peradaban kita tidak terbatas oleh batas-batas wilayah Tri berarti Tiga. Hita berarti Kebaikan. Dan Karana berarti Sebab. Tri Dasar dari Tri Hita Karana adalah Hukum Sebab-Akibat atau Hukum Karma, Tri Hita Karana mengajak kita untuk "Berbuat Baik" supaya memperoleh Apa pula tiga kebaikan yang mesti diupayakan oleh setiap manusia? Maka, dengan sendirinya, perbuatan baik Kedua yang mesti diupayakan Maka, ketika kita menyalami orang lain, kepala ditundukkan sedikit dan Kemudian, Ketiga adalah Menjaga Hubungan dengan Alam, dengan Lingkungan, Maka, tidak heran bila kita yang tinggal di kepulauan ini menghormati Sayangnya, saat ini kita sebagai bangsa sudah terlalu banyak terpengaruh Sebagai contoh, Kebudayaan Kaharingan dari Coba bandingkan budaya-budaya yang dinyatakan sesat dan tidak sesuai Bila Kaharingan dianggap sesaat, maka Budaya Bali jelas bisa dianggap |
KELAS IX E
DI SUSUN OLEH :
TATA KUSWAYA
REKSA RAHMAN
RIDWAN M
AAM AMINUDIN
IRFAN
ANDRI
WAYAN
DEDI
ENCEP
SMP NEGERI 1 CIAWI TASIKMALAYA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar