Senin, 10 Agustus 2009

PUISI PERSAHABATAN

Tak mengenal ras dan bahasa
Jangan pandang ia dari warna
Papa dan kaya bukan bencana
Susah dan senang lalui cerita

Terdiam kita dalam kesunyian
Merenung ia tak kunjung datang
Menangisi kenangan mati dijalan
Seribu keceriaan tak terlupakan

Jagalah kesucian dari sang hitam
Lebih dan kurang jadi bimbingan
Menutupi fitnah jangan berjalan
Jauhkan beban dari sang kelam

Mengapa kita mengotorinya
padahal suci didepan mata
Mengapa hati mesti dikhianati
Bila sang raja benar mengarahi

SUARAKU BERHARAP

Disini aku masih sendiri
Merenungi hari-hari sepi
Aku tanpamu
Masih tanpamu

Bila esok hari datang lagi
Ku coba untuk hadapi semua ini
Meski tanpamu
Meski tanpamu

Bila aku dapat bintang yang berpijar
Mentari yang tenang bersamaku disini
Ku dapat tertawa menangis merenung
Di tempat ini aku bertahan

Suara dengarkanlah aku
Apa kabarnya pujaan hatiku
Aku disini menunggunya
Masih berharap di dalam hatinya
Suara dengarkanlah aku
Apakah aku s’lalu dihatinya
Aku disini menunggunya
Masih berharap di dalam hatinya

Kalau aku masih tetap disini
Ku lewati semua yang terjadi
Aku menunggumu
Aku menunggu


Sahabat…

Antara Kau dan Kehangatan Itu…Duhai Sahabat!

Seandainya senyum in bertaut selamanya
diraga..dijiwa…dan senantiasa menemani
Kala suka, duka, nyeri yang begitu perih
Akan cinta, kerinduan, bahkan ketika airmata menetes dipipi

Siapakah yang akan mengetahui
Tentang smua yg akan terjadi
Hikmah dari pertemuan….
Arti dari Pelukan…
Kehangatan itu begitu berarti bagiku







pengkhianatan

kau cahaya bagi hidupku
kau terangi ku di malamku
kau pangeran dalam hidupku
tanpa terasa waktu terus berlalu kau begitu indah dalam hidupku kau cerahkan hatiku dengan warna indahnya pelangi seperti malaikat yg tercipta untukku tapi mengapa sekarang kau pergi goreskan luka yg teramat dalam hingga ku mencoba tuk membencimu tuk slamanya kini tak ada dirimu dihatiku untuk slamanya



Tidak ada komentar:

Posting Komentar